Orang Sukses Harus Melewati Repot Dan Capek
Mengutip
lisan Prof. Imam Robandi, bahwa gejala Transient
pada sistem kelistrikan industri sama dengan gejala Transient pada anak-anak Indonesia. Coba kita lihat, di tingkat Nasional
prestasi anak-anak Indonesia sangat menonjol disegala bidang. Di tingkat Internasional
rekor mengalakan negara-negara besar seperti Jepang, Amerika, dan Eropa terukir
indah. Namun setelah menginjak usia 19,1 tahun grafik prestasi perlahan-lahan
mulai menurun, tidak jauh dari ingatan kekalahan TimNas U-19 melawan TimNas
U-19 Myanmar saat pertandingan persahabatan di Gelora Bung Karno merupakan
bukti grafik Transient prestasi
mengarah ke kondisi Steady-State. Betapa
tidak, proses rekrutmen atlet kita dimulai sejak SMP, lalu digemleng menjadi
altet peraman yang handal. Hal ini bertolak belakang dengan Negara tetangga, anak-anak
mereka dilatih dan di mantanence oleh ahli sejak usia TK. Wajar saat usia
dibawah 19 tahun mereka sangat sulit mengalahkan kita, namun setelah matang di usia
19 tahun keatas. Mereka tancap gas meninggalkan kita.
“Tidak ada gading yang tak retak. Sesungguhnya Gading yang sempurna adalah Gading yang retak"
Belajar dari hal tersebut, untuk membangun kesuksesan perlu kerja keras dan ketekunan. Ingatlah orang sukses itu adalah orang yang selalu bercapek-capek dan berepot-repot ria.
Pada kesempatan kuliah (14-05-2014). Prof. Imam memutarkan video pertunjukan Wayang-Golek. Dalam video itu beliau membawa seorang Profesor dari Japan. Sebelum pertunjukan Prof Imam meminta agar Protesor Japan memberikan sambutan. Disela-sela sambutan banyak hadiri tertawa, sebab ajudan Prof Imam yang ditugaskan untuk mentranslet sambutan Profesor Japan kurang fasih. Prof Imam pun sering menambahkan dengan canda agar suasana lebih mencair. Sungguh sangat mengharukan seorang Profesor Japan menyukai tradisi budaya Indonesia dan masih sempat menyampaikan bahwa tradisi budaya Japan bahwa tertawa sangat terbatas, terlebih saat orang sedang berbicara. Dalam kesempatan itu beliau mengutarakan sangat berterima kasih telah diundang datang ke Indonesia.
Saat
perkuliahan, beliau menambahkan cerita betapa gigih orang Japan saat bertempur.
Ada satu cerita pada masa EDO (Japan kono). Saat Negara barat mulai menjajah
Asia, Negeri Japan merupakan sasaran pertama untuk ditaklukkan. Bangsa Portugis
yang memplopori penyerangan. Penyerangan pertama Portugis mengirim 1000 kemudian
3000 orang serdadu, namun hanya dengan 48 Samurai orang serdadu portugis dapat
di bantai habis. Tercatat dalam sejarah, sejak itu bangsa Eropa menghentikan
pengirimam serdadu untuk menjajah Japan. Betapa kuat pertahanan bela diri
tentara Japan saat itu. Sebenarnya hal ini berawal dari semangat yang di
tanamkan sejak usia dini.
Saat dijajah Japan, bangsa kita pun telah ditularkan semagat tersebut. Coba kita lihat lagu dibawah ini :
Oh,
ibu dan ayah selamat pagi
Kupergi
belajar sampai kan nanti
Selamat
belajar dan penuh semangat
Rajinlah
selalu tentu kau dapat
Hormati
gurumu sayangi teman
Itulah
tandanya kau murid budiman
Oh,
ibu dan ayah terima kasih
Kupergi
belajar sampai kan nanti
Latihlah
badan mu supaya sehat
Latihlah
batin mu supaya kuat
Tetapkan
hatimu gagah berani
Selalu
gembira dan tulus hati
Oh,
ibu dan ayah selamat pagi
Kupergi
belajar sampai kan nanti
Selamat
belajar dan penuh semangat
Rajinlah
selalu tentu kau dapat
Hormati
gurumu sayangi teman
Itulah
tandanya kau murid budiman
Etos
kerja dan semangat Negeri Sakura dapat dicontoh. Jauh sebelum peradaban Japan
muncul, pada zaman Rasullah SAW etos kerja dan semangat telah terbentuk.
Diceritakan dalam sejarah saat itu olahraga favorit Rasullah SAW adalah
beladiri gulat, naik kuda, memanah dan renang. Bukankan kah olah raga ini sangat
favorit di Japan saat ini. Ternyata bermula dari olahraga etos dan semangat
kerja dapat tercipta.
Disela-sela kuliah
kami mendapat kesempatan untuk memaparkan judul tesis yang akan diajukan ke
sidang proposal bulan depan. Saat presentasi beliau langsung mengkritik judul
yang saya bawakan.
“analisis
eksperimental kelembaban dan efek
kontaminan terhadap
kerusakan isolasi menggunakan
indeks polarisasi dan modul
rangkaian osilasi”.
Beliau berkomentar, judul bagus
dan canggih namun tidak jelas arahnya. Sebab berbeda dengan jurnal refresnsi :
“Simulating insulation systems under various
environmental conditions in the laboratory”.
Kata
indeks polasisai dan modul rangkaian osilasi menjadi perhatian, apakah kedua
hal ini berbeda atau dalam satu kesatuan tambah beliau sebagai koreksi. Saat
ujian nanti Judul tidak boleh dijelaskan. Judul juga tidak boleh dijadikan
kalimat. Judul harus memiliki makna tersirat secara ekplisit. Contoh :
Aisyah pergi ke Pasar buah (salah)
Kepergian Aisyah ke Pasar buah (benar)
Bagi
saya sosok Imam Robandi tidak hanya mengajar tetapi beliau juga mendidik. Ada dua hal
yang dapat saya petik pada perkulihan ini :
1. Pada ada pertemuan awal, saya hanya mengerti arah Judul penelitian. Namun setelah pertemuan kuliah ke empat, saya mulai mengetahui jalan yang digunakan untuk sampai pada tujuan tersebut.
2. Untuk menjadi orang sukses tidak lah mudah kita harus melewati repot dan capek.
1. Pada ada pertemuan awal, saya hanya mengerti arah Judul penelitian. Namun setelah pertemuan kuliah ke empat, saya mulai mengetahui jalan yang digunakan untuk sampai pada tujuan tersebut.
2. Untuk menjadi orang sukses tidak lah mudah kita harus melewati repot dan capek.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar