Jumat, 16 Mei 2014

Penulisan Ilmiah (Pertemuan IV)



Orang Sukses Harus Melewati Repot Dan Capek

Mengutip lisan Prof. Imam Robandi, bahwa gejala Transient pada sistem kelistrikan industri sama dengan gejala Transient pada anak-anak Indonesia. Coba kita lihat, di tingkat Nasional prestasi anak-anak Indonesia sangat menonjol disegala bidang. Di tingkat Internasional rekor mengalakan negara-negara besar seperti Jepang, Amerika, dan Eropa terukir indah. Namun setelah menginjak usia 19,1 tahun grafik prestasi perlahan-lahan mulai menurun, tidak jauh dari ingatan kekalahan TimNas U-19 melawan TimNas U-19 Myanmar saat pertandingan persahabatan di Gelora Bung Karno merupakan bukti grafik Transient prestasi mengarah ke kondisi Steady-State. Betapa tidak, proses rekrutmen atlet kita dimulai sejak SMP, lalu digemleng menjadi altet peraman yang handal. Hal ini bertolak belakang dengan Negara tetangga, anak-anak mereka dilatih dan di mantanence oleh ahli sejak usia TK. Wajar saat usia dibawah 19 tahun mereka sangat sulit mengalahkan kita, namun setelah matang di usia 19 tahun keatas. Mereka tancap gas meninggalkan kita.




“Tidak ada gading yang tak retak. Sesungguhnya Gading yang sempurna adalah Gading yang retak"



Belajar dari hal tersebut, untuk membangun kesuksesan perlu kerja keras dan ketekunan. Ingatlah orang sukses itu adalah orang yang selalu bercapek-capek dan berepot-repot ria.

Pada kesempatan kuliah (14-05-2014). Prof. Imam memutarkan video pertunjukan Wayang-Golek. Dalam video itu beliau membawa seorang Profesor dari Japan. Sebelum pertunjukan Prof Imam meminta agar Protesor Japan memberikan sambutan. Disela-sela sambutan banyak hadiri tertawa, sebab ajudan Prof Imam yang ditugaskan untuk mentranslet sambutan Profesor Japan kurang fasih. Prof Imam pun sering menambahkan dengan canda agar suasana lebih mencair. Sungguh sangat mengharukan seorang Profesor Japan menyukai tradisi budaya Indonesia dan masih sempat menyampaikan bahwa tradisi budaya Japan bahwa tertawa sangat terbatas, terlebih saat orang sedang berbicara. Dalam kesempatan itu beliau mengutarakan sangat berterima kasih telah diundang datang ke Indonesia.

Saat perkuliahan, beliau menambahkan cerita betapa gigih orang Japan saat bertempur. Ada satu cerita pada masa EDO (Japan kono). Saat Negara barat mulai menjajah Asia, Negeri Japan merupakan sasaran pertama untuk ditaklukkan. Bangsa Portugis yang memplopori penyerangan. Penyerangan pertama Portugis mengirim 1000 kemudian 3000 orang serdadu, namun hanya dengan 48 Samurai orang serdadu portugis dapat di bantai habis. Tercatat dalam sejarah, sejak itu bangsa Eropa menghentikan pengirimam serdadu untuk menjajah Japan. Betapa kuat pertahanan bela diri tentara Japan saat itu. Sebenarnya hal ini berawal dari semangat yang di tanamkan sejak usia dini.  


Saat dijajah Japan, bangsa kita pun telah ditularkan semagat tersebut. Coba kita lihat lagu dibawah ini :

Oh, ibu dan ayah selamat pagi
Kupergi belajar sampai kan nanti
Selamat belajar dan penuh semangat
Rajinlah selalu tentu kau dapat
Hormati gurumu sayangi teman
Itulah tandanya kau murid budiman

Oh, ibu dan ayah terima kasih
Kupergi belajar sampai kan nanti
Latihlah badan mu supaya sehat
Latihlah batin mu supaya kuat
Tetapkan hatimu gagah berani
Selalu gembira dan tulus hati

Oh, ibu dan ayah selamat pagi
Kupergi belajar sampai kan nanti
Selamat belajar dan penuh semangat
Rajinlah selalu tentu kau dapat
Hormati gurumu sayangi teman
Itulah tandanya kau murid budiman

Etos kerja dan semangat Negeri Sakura dapat dicontoh. Jauh sebelum peradaban Japan muncul, pada zaman Rasullah SAW etos kerja dan semangat telah terbentuk. Diceritakan dalam sejarah saat itu olahraga favorit Rasullah SAW adalah beladiri gulat, naik kuda, memanah dan renang. Bukankan kah olah raga ini sangat favorit di Japan saat ini. Ternyata bermula dari olahraga etos dan semangat kerja dapat tercipta. 

Disela-sela kuliah kami mendapat kesempatan untuk memaparkan judul tesis yang akan diajukan ke sidang proposal bulan depan. Saat presentasi beliau langsung mengkritik judul yang saya bawakan.

analisis eksperimental kelembaban dan efek kontaminan terhadap kerusakan isolasi menggunakan indeks polarisasi dan modul rangkaian osilasi”.

Beliau berkomentar, judul bagus dan canggih namun tidak jelas arahnya. Sebab berbeda dengan jurnal refresnsi :

Simulating insulation systems under various environmental conditions in the laboratory”.

Kata indeks polasisai dan modul rangkaian osilasi menjadi perhatian, apakah kedua hal ini berbeda atau dalam satu kesatuan tambah beliau sebagai koreksi. Saat ujian nanti Judul tidak boleh dijelaskan. Judul juga tidak boleh dijadikan kalimat. Judul harus memiliki makna tersirat secara ekplisit. Contoh :

Aisyah pergi ke Pasar buah                                                       (salah)

Kepergian Aisyah ke Pasar buah                                               (benar)

Bagi saya sosok Imam Robandi tidak hanya mengajar tetapi beliau juga mendidik. Ada dua hal yang dapat saya petik pada perkulihan ini :
1.  Pada ada pertemuan awal, saya hanya mengerti arah Judul penelitian. Namun setelah pertemuan kuliah ke  empat, saya mulai mengetahui jalan yang digunakan untuk sampai pada tujuan tersebut.  
2.   Untuk menjadi orang sukses tidak lah mudah kita harus melewati repot dan capek.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar