Selasa, 06 Mei 2014

Penulisan Ilmiah (Pertemuan I)

Sudah hampir dua jam saya di depan Laptap, tapi tak kunjung jua ada ide untuk memulai menulis.  Lebih mudah memulai cerita dari pada memulai menulis. Akan tetapi, pengalaman ikut kuliah bersama Prof. Imam Robandi membuat cakrawala mulai terbuka. 

Begitu memulai pembicaraan, beliau langsung memperkenalkan salah satu lagu Japan berjudul Kitaguni no haru dengan fariasi aransemen musik blus dan jazz. Awalnya terasa lucu menggelikan, dalam hati berkata kita ini mau kuliah Penulisan Ilmiah kok malah disuruh mendengarkan lagu. Tapi sebagai orang baru di ITS ya ikut saja. Lirik lagunya kurang lebih seperti ini :


Shira kaba aozora minami kaze
Kobushi saku ano oka kitaguni no
Aaa... kitaguni no haru
Kisetsu ga tokai de wa wakaranai darou to
Todoita ofukuro no tiisana tsuzumi
Ano furusato e kaerokana kaerokana

Yuki doke seseragi marukibashi
Karamatsu no me ga fuku kitaguni no
Aaa... kitaguni no haru
Suki da to otagai ni iidasenai mama
Wakarete mou gonen ano ko wa doushiteru
Ano furusato e kaerokana kaerokana

Yamabuki asagiri suishyagoya

Warane uta kikoeru kitaguni no
Aaa... kitaguni no haru

Aniki mo oyaji nite mukuti na futari ga
Tama ni wa sake demo nonderu daroka
Ano furusato e kaerokana kaerokana


Jujur saja, saya tidak mengerti menceritakan tetang apa lagu ini. Dari nada-nadanya tersirat semangat dan kerinduan terhadap sesuatu. Mungkin, rindu kampung halaman atau rindu pada orang yang terkasih.


Selanjutnya, ada lagi video wayang golek kebetulan beliau sebagai Dalang saat itu. Semakin bertambah binggung jadinya, notabene saya berasal dari luar tanah jawa. Jangan kan bahasa jawa halus ala wayang-wayang, bahasa jawa sehari-hari saja banyak tidak dimengerti. Dalam video itu beliau sangat piawai melenggak-lenggokkan wayang, seolah-olah wayang tersebut hidup dan memiliki karakter.  



Tidak hanya sampai disitu, beliau menyugukan lagi video beladiri ala Japan Shorinji Kempo. Setelah selesai tanyangan video terebut, beliau menarik saya dan memperaktekkan beberapa teknik dasar beladiri ini. Sungguh sangat luar biasa, dengan sedikit sentuhan gerakan ku langsung terkunci dan bahkan pergelangan tangan sedikit terkilir. Saya terheran-heran seorang Profesor elektro kok mengerti banyak tentang musik, wayang, dan seni beladiri bahkan bisa menguasai dengan baik.

Sumber : Persaudaraan beladiri kempo indonesia


Itulah sepenggal pengalaman ikut kuliah bersama Prof. Imam Robandi. Masih banyak cerita yang luput dari ingatan sehingga tak sempat tertuang dalam tulisan. Namun, saya akan mencoba rutin menulis di media ini guna melatih jiwa peneliti. Beliau berkata sebenarnya semua orang dapat meneliti tetapi tidak semua orang mampu merangkum penelitiannya. Maka, peneliti yang baik adalah peneliti yang mampu menuangkan ke dalam tulisan.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar