Minggu, 11 Mei 2014

Penulisan Ilmiah (Pertemuan II)



Skipsi, tesis dan disertas adalah sarana latihan menjadi seorang penulis
Sama seperti biasa.. !
Terdiam binggung didepan Laptop.
Dalam hati berkata hendak dimulai dari mana.
Menulis butuh situasi dan tempat yang mendukung.
Akhirnya Lab.TTT menjadi pilihan, tempatnya sunyi, sejuk dan sedikit mistis menurut kebanyakan teman-teman ITS.  
Semangat perlu dipupuk sejak dini bahkan dalam keadaan tertentu, hal ini dapat dipaksakan. Mengutip cerita dari kuliah Prof. Imam Robandi tadi malam (08-05-14). Secara alamiah, pada kondisi normal kita tidak mampu melompat pagar setinggi dua meter. Namun, jika ada anjing helder mengejar maka pagar setinggi apa pun bisa dilompati. Maksud beliau bahwa semagat itu perlu dipaksa.  
Dalam meraih cita-cita pasti kita mengalami pasang-surut semangat. Rasulullah SAW pernah mengalami hal tersebut. Sebelum bertempur pada peristiwa perang Badar dan Uhud Rasulullah SAW sempat down karena jumlah pasukan Quraisy lebih banyak. Dengan keyakinan dan tekanan, pasukan muslim harus menang, jika tidak habislah perjuangan dakwah. Hal ini membakar semangat jihad dan akhirnya kemenangan pun dapat diraih.
Beliau menyinggung sedikit kenangan saat makan bareng di warung cak Har (Soto Lamongan) beberapa waktu lalu.  
















Begini ceritanya : 
Waktu itu kami berjumlah 15 orang : Saya sendiri, Billy-KalTra, Koko-KalSel, Ribka-KalTeng, P JonJk-SBY, Acca'-Wajo, Agil-Aceh, Anjang-Blitar, Rini-Mksr,BuNur-Jombng,Dani-KalSel,WakMey-Bengkulu,Hilman-KalSel, P Marhz-Jombng,Acca'-Barru, & yg lg motret Mas Yanwar-Semrang.

Sebelum datang waktu sholat magrib, beberapa dari kami terlebih dahulu meluncur ke TKP, dengan maksud mencari tempat representative. Cukup lama kami menunggu, akhirnya beliau muncul dengan menggenakan baju putih-kopiah hitam. Ternyata kemacetan membuat beliau terlambat. Bincang-bincang hangat mengawali pembicaraan, saya pun tidak menyiayiakan hal tersebut. Saya langsung mengambil tempat percis dihadapan beliau..
Kata-kata pertama keluar dari beliau adalah kamu siapa? Kok baru lihat… anak baru yaa.. kemudian teman2 yang lain menjelaskan.
Beliau bertanya lagi.. 
Prof    : David Aslinya dari mana?
Saya   : Saya dari Sulawesi selatan, kabupaten Pare-pare prof.
Prof    : Di ITS banyak juga ya dari Sulawesi selatan
Kemudian ada teman dari KalTeng, namanya Ribka alumni PETRA menambakan.
Ribka    : Iya prof.. dikelas kami ada 5 dari sulsel Rini,Ancil,Along, Wandy dan pak Rahmat.
Prof      : Sudah berapa lama di SBY? Bagaimana dengan makanan disini david. Enak atau tidak?
Beliau memangil saya David. Mungkin saya dianggap Non Muslim, tapi tidak saya seorang muslim taat. Nama Imam robandi sudah lama saya kenal waktu S1 di Jogyakarta dulu, melalui bukunya Disain system tenaga modern (2006) dan Modern power system control (2008). 
Saya     : Saya belum genap 3 bulan disini. Makanan nya manis-manis, biar sambal saja manis. Memang sedikit sulit adaptasi soal makan. Notabene makanan di Sulawesi rasanya asin-asin.
Prof    : Jadi biasanya makan apa? uda coba makan tempe bacem?
Beliau menyebutkan nama warung makan didaerah kaputih, saya lupa nama warung itu. 
Saya     : Sudah prof, sama saja tempe bacem malah lebih manis. Saya kurang cocok dengan makanan selama disini, berat badan turun 4 kg mungkin karena makanan atau pikiran ya prof.
Prof      : Justru malah terbalik bisanya orang yang stess malah banyak makan, jadi berat badanya bertambah, berarti anda ini senang.. !
Harusnya anda bisa cepat adaptasi, kalau tidak ! .
anda tidak akan bakal maju-maju, ya disitu-situ saja. Makasar… ya makasar.. tidak akan tau makanan Surabaya ini seperti apa macam ragamnya.
Saya : oh begitu ya prof. (dapat ilmu lagi dari beliau).
Ada pelajaran yang saya dapat dari makan bareng di warung cak Har, yang baru saya tahu dalam kesempatan kuliah malam ini.
Waktu itu, kami memesan soto dengan aneka minuman, ternyata minuman dulu yang keluar. Karena lama menunggu menu utama dihidangkan, saya berinisiatif mencoba kerupuk yang ada diatas meja. Tak lupa saya pun menawarkan ke temen-teman lain. Nah, hal ini yang ditangkap beliau menjadi tambahan cerita dalam perkuliahan malam itu.
Bahwa sementara menunggu hidangan utama datang, tidak salah mencoba kerupuk yang ada meja. Secara otomatis saya mengerti rasa 2 jenis makanan dalam satu waktu yaitu kerupuk dan soto. Kalau hanya menunggu menu utama, mungkin hanya rasa soto cak Har saja yang saya tau.
Itulah yang beliau maksud kan dengan istilah “tidak akan bakal maju-maju” atau kalau boleh diartikan, saya tidak akan pernah mengetahui banyak hal kalau hanya menunggu yang ditunggu. (dapat ilmu lagi dari beliau).

Masuk kemateri kuliah :
Kunci judul proposal yang baik adalah mempunyai perbedaan yang positif, keterbaruan, makna dan fungsi
Untuk mendapatkan judul yang dapat mewakili proposal penelitian, seorang penulis disarankan membuat judul alternative sebanyak mungkin. Judul yang pasti (fixed title) dapat ditentukan setelah konsep proposal selesai. Hal ini dilakukan untuk menghindari judul yang terlalu sempit atau luas bila dibandingka dengan isi teks. Namun dalam kondisi tertentu judul dapat berubah setelah penelitian selesai. Hal ini dilakukan untuk penyesuaiaan akibat perubahan arah penelitian. Kejadian itu jarang terjadi karena dianggap kurang professional, tetapi tetap diijinkan. (Imam Robandi, 2008)
Untuk membatasi judul, batas kualiti dan batas kuantiti dapat digunakan. Untuk batas kualiti dapat digunakan kata-kata, Aplikasi, Simulasi, Analisis, Desain, Sintesis, dan yang lain. Untuk batas kuantiti dapat digunakan keterangan tempat atau kata-kata yang lain sebagai pembatas kuantiti penelitian agar tidak terlalu luas. Adajuga beberapa peneliti yang senanh mengikutsertakan metode dan tujuan penelitian untuk melengkapi judul-judul mereka, walaupun tidak terlalu eksplisit. (Imam Robandi, 2008)
Beliau mencontohkan dalam bukunya :
Analisis pengaruh penggunaan SUTET (Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi) Ungaran-Bandung terhadap kesehatan tumbuhan dan hewan menggunakan metode Hidden Markov Model (HMM).
“Analisis” sebagai batas kualiti, “Ungaran-Bandung” sebagai batas kuantiti, ”penggunaan SUTET terhadap kesehatan tumbuhan dan hewan menggunakan metode Hidden Markov Model (HMM)” sebagai metode yang digunakan.
Ingat bahwa : bagi anda saat ini, proses perkuliahan, banyak tugas, mereviu jurnal, presentasi, dan mengkonsep judul tesis adalah hal yang sangat berat. Namun, hal ini adalah sarana latihan untuk menjadi seorang penulis yang tangguh.
Sebelum mengakhiri matari kuliah, beliau memperdengarkan sebuah lagu “kita hanya bidak catu” oleh Ebit G Ade, seperti ini liriknya:
Jangan terlampau lama engkau membuang waktu
Pastikan dengan diam berangkatlah segera
Kita hanya bidak-bidak cuma punya satu jalan
Merangsak maju ke depan, menggilas rintangan
Sedetik kita lengah dapat berarti banyak
Terlalu dilambungkan mimpi, fikiran pun terkunci
Bencana dan keberuntungan sama-sama nikmat
Menyerah kepada takdir hidup terasa lega
Kita hanyalah bidak-bidak catur
Akan dimainkan selama masih mengasyikkan
Maka jangan bertingkah salah dan membosankan
Tuhan di mana-mana
du du du du du du du du du du du du du du du
du du du du du du du du du du ho
du du du du du du du du du du du du du du du
du du du du du du du du du du
Kita hanyalah bidak-bidak catur
Akan dimainkan selama masih mengasyikkan
Maka jangan bertingkah salah dan membosankan
Tuhan di mana-mana, Tuhan Maha Mendengar

Beliau menambahkan :
Suatu waktu, kita berperan seperti bidak papan catur. Jika hati pemain catur senang, maka kita tetap dimainkan. Namun, jika hati pemain risau kita tidak dimainkan, bahkan kita di pertaruhkan atau bisa saja dimatikan. Hidup ini terkadang seperti sandiwara, kalau pimpinan butuh kita selalu perhatikan. Namun, kalau tidak kita ditinggalkan. 
Memang hidup adalah perjuangan.
Berjuang butuh pengorbanan (harta, tenaga, pikiran dan perasaan).
Pengorban butuh petunjuk yang benar agar tidak salah berkorban.
Maka, Jadikan akidah & ahlaq menjadi penuntun. 

Itulah sepenggal cerita dari kuliah bersama beliau, sungguh banyak yang didapat. Insya Allah saya akan tetap konsisten menulis di halaman ini. Sampai jumpa di tulisan berikutnya. tq  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar