Ultimatum
Mengawali kuliah hari ini (19-05-2014)
Prof. Imam Robandi menceritakan beberapa pengalaman serta kejadian menarik
Cerita tersebut ditujukan agar mahasiswa termotivasi. Banyak hal diceritakan antara lain :
Tukang becak Vs Mahasiswa
Suatu hari
beliau sedang menuju ke kampus, sebelum masuk ke parkiran dosen. Beliau memperlambat
laju mobil, lalu pandangan mengarah ke salah seorang mahasiswa yang datang
menggunakan Becak. Saat itu di kampus sedang diadakan wawanca calon mahasiswa program
Pasca Sarjana (S2), ternyata mahasiswa terebut adalah calon mahasiswa baru. Ada
satu hal menarik perhatian, becak tersebut dikayuh oleh seorang lelaki tua yang
lebih pantas disebut kakek. Kira-kira kakek tersebut berumur 60-65 tahun. Sungguh sangat tragis, seharusnya
diusia senja kakek itu menikmati sisa hidup dengan kebahagiaan berkumpul
bersama orang tercinta. Namun tidak bagi kakek ini, berjibaku mengais rezeki
demi mempertahankan hidup. Dengan sopan mahasiswa tersebut menanyakan, berapa
ongkosnya pak?.. Setelah dibayar lalu mahasiswa tersebut pergi.
Memang tidak ada yang aneh dari
kejadiaan tersebut, namun jika diresapi lebih dalam seharusnya mahasiswa
tersebut mempunyai kepekaan terhadap kondisi kakek tadi. Sungguh tega menggunakan
tenaga kakek untuk mengayuh becak, sedangkan dia memiliki badan besar,sehat dan
pintar. Seharusnya dia mempunyai naluri dan rasa prihatin sebagai manusia
social. Mau dibawa kemana bangsa kita, kalau
anak-anak muda sudah hilang rasa social pudar tertutup ego materialistis.
Selanjutnya beliau memutarkan
vidio Stand UP Comedi Indonesia (SUCI). Kali ini vidio Dodit dengan teman
Koalisi Partai dan Musik + Makanan.
Setelah penayangan vidio tersebut
kami diminta untuk menggungkapkan hal-hal apa saja yang dapat dipetik dari
cerita dan pemutaran beberapa vidio tadi.
Tiba giliran ku, saya pun mencoba
menanggapi : Menurut saya setelah mendengarkan cerita dan beberapa vidio tadi.
Ada point-point yang bisa dipetik.
1. Anak
muda jaman sekarang banyak pintar secara akademis namun tidak pandai terhadap
lingkungan sosial. Dalam mencapai tujuan tidak jarang menggunakan cara instan(praktis),
tidak mau repor dan tidak mau susah. Nah ini lah yang menjadikan generasi kita
cenderung malas , tidak kreatif dan senang menunggu hasil tampa usaha keras.
2. Dodit
adalah contoh anak kreatif Indonesia. Di Japan banyak anak-anak kreatif seperti
Dodit, ada ribuan jumlahnya. Anak-anak
kreatif itu tercipta melalui proses, faktor lingkungan serta latihan. Japan sangat memperhatikan tumbuh-kembang
generasi – generasi muda, semual hal tersistem, tertata apik dan termantance
dengan baik.
3. Melihat
Negara kita, apakah kita bisa maju seperti Nagara Japan?
Saya termotivasi agar
kelak anakku
(Abu Raihan Dapis) bersekolah di sana, kemudian pulang membawa
segudang pengalaman, ide-ide, semangat, mental juang tinggi, kedisiplinan untuk
membangun Indonesia Raya. aamiin
Kuil Tu Daiji Vs Borobudur
Setelah satu
per satu kami memberikan tanggapan, beliau melanjutkan cerita mengenai perbandingan
peradaban Japan dengan Indonesia ditahun 500-600 Masehi. Pada tahun 600 masehi
bangsa Japan telah mengenal ukiran, terlihat dari bukti sejarah. Sekitar tahun
itu Japan telah mendirikan kuil Tu Daiji nan megah berbahan kayu.
Kalau melihat
sejarah Indonesia, candi megah Borobudur dibangun pada tahun 600-700 masehi.
Hal ini dapat disimpulkan, bahwa Indonesia saat itu masih berberadaban batu,
Japan telah meninggalkan kita. Mereka memiliki teknologi
dalam pengolahan kayu.
Peradaban kayu lebih maju dari pada peradaban
batu, sebab mengolah kayu dibutuhkan proses yang panjang. Prosesnya sebagai
berikuat :
a. Mulai
dari menebang pohon,
b. merendam
pohon agar sifat asam (unsur pelapukan) hilang,
c. mengeringgkan
dengan suhu tertentu
d. mengukir
dan memahat membutuhkan teknik dan seni yang dalam.
e. Membanggun
dengan teknik arsitektur handal.
Memang negeri Jepan sudah lama memiliki peradaban tinggi. Kalau kita lihat Jepang bisa maju seperti sekarang ini dimulai dari rentetan sejarah yang panjang, berikut ini adalah dinasti/zaman yang mempelopori kemajuan Jepang :
Zaman
Jōmon
|
(10.000 SM – 200 SM)
|
|
========>
|
|
Zaman
Prasejarah
|
Zaman
Yayoi
|
(200 SM –
250 M)
|
|
Zaman
Yamato
|
(250 M –
710 M)
|
|
=>
|
Zaman
Kuno
|
|
=>
|
Zaman
Sejarah
|
Zaman Nara
|
(710 M –
794 M)
|
|
Zaman
Heian
|
(794 M –
1185 M)
|
|
Zaman
Kamakura
|
(1192 M –
1333 M)
|
|
=>
|
Zaman
Feodal
|
Zaman
Muromachi
|
(1338 M –
1568 M)
|
|
Zaman
Azuchi-Momoyama
|
(1568 M –
1600 M)
|
|
Zaman Edo
|
(1603 M –
1867 M)
|
|
Zaman
Meiji
|
(1868 M –
1912 M)
|
|
=>
|
Zaman
modern
|
Zaman
Taishō
|
(1912 M –
1926 M)
|
|
Zaman
Shōwa
|
(1926 M –
1989 M)
|
|
Zaman
Heisei
|
(1989 M
– sekarang)
|
|
Caba kita melihat kedalam, bagaimana negeri kita pada zaman prasejarah hingga sejarah di Jepang. memang sungguh miris rasanya. Tapi tidak ada kata terlambat, tidak ada yang harus disesalkan Negeri kita secara Geografis sangat indah nan subur. Mengutuip lagu lawas milik KoEs Plus "Kolam Susu".
Bukan lautan
hanya kolam susu
Kail dan jalan cukup menghidupimu
Tiada badai tiada topan kau temui
Ikan dan udang menghampiri dirimu
Bukan lautan hanya kolam susu
Kail dan jala cukup menghidupmu
Tiada badai tiada topan kau temui
Ikan dan udang menghampiri dirimu
Orang bilang tanah kita tanah surga
Tongkat kayu dan batu jadi tanaman
Orang bilang tanah kita tanah surga
Tongkah kayu dan batu jadi tanaman
Di negeri kita semua ada, tanah, air, udara, gunung, sawah. Semua untuk kita putra-putri Indonesia. Anak-anak bangsa mari kita isi Negeri ini dengan semagat juang yang tinggi. Raih cita-cita setinggi-tingginya.